Sunday, 25 September 2011
Tokyo and Hainan?
Can you relate those two of them? Untukku.. itu awalnya di piring nasi. Setelah lelah berburu sepatu buat ve yang ukurannya mulai nanggung dan susah (karena dia di masa transisi, di area sepatu anak2 semua kekecilan, di remaja/ dewasa, semua kebesaran), kami exhausted! Daripada ke game zone, ve minta kita rehat makan di foodcourt. Ya sudah, kalau itu sih setuju saja. Ternyata apa yang ada di foodcourt sudah banyak berubah. sudah berapa tahun ya kami tidak makan di mall ini? hahaha.. ada 3 gerai baru. Nori - the sushi roll, masakan padang, dapur penang. Ve tertarik mencoba hokaido sushi. papa gives up dengan keputusan ve yang setengah memaksa. baru aku sadar kalau sushi itu biasanya terbuat dari bahan mentah tanpa di masak! alhamdulillah ternyata sushi ini lain dari biasanya, jadi semuanya sudah matang. ve langsung habis 6 biji dari 8 biji per satu porsinya. Dapur penang jadi tujuan kedua. papa mencoba laksa dan prata, yang lagi2 rasanya ditentukan sama ve, coklat. laksa rasanya biasa banget. ayamnya lehorn sih.. kurang maknyuss. prata nya lumayan, tapi nggak cocok sama harganya. aku memilih nasi ayam hainan. teringat betapa puasnya aku makan menu itu di ADL. hangat2 di tengah dinginnya suhu kota ADL ternyata membuatku berkesan banget. ternyata rasa nasi hainannya not bad. ve saja doyan banget, hampir separuh porsi dia lahap. cuma curang, dia habiskan ikan ayamnya doang, terutama kulitnya yang menjadi favoritku..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment