Siapa yang tidak kenal dengan kuliner yogya yang satu ini: Mi godog yogya ala kadin.. yang akhirnya bermunculan nama2 baru.. mi yogya mbok A, mbok B, pak C, pak D.. cukup menggoda selera. Lalu bagaimana dengan nasib kami, orang yang tinggal di luar yogya, tapi kangen mi itu? Untungnya di kota kami ada resto yang khusus menjual mi yogya, lengkap dengan menjual suasananya yang sangat ndeso dan remang2, kursi warung yang sangat tradisional, lengkap dengan teh panasnya yang nasgitel.
Aku memang lebih menyukai mi godog, walaupun di sana ada menu lain; mi goreng, mi nyemek, nasi goreng, magelangan.
Makan mi godog panas-panas, ditemani dengan irisan cabe hijau yang sangat tajam pedasnya kurang lengkap kalau tidak ada minumnya. Biar tambah pedas, aku memesan minuman kuno, teh poci dengan gula batu pula. 1 poci teh diiringi dengan 2 cangkir kecil. Kalau mau nambah cangkir ya nambar ojir. Mau refill air hangat bisa juga, tapi ya nambah duit juga.
Bosan menunggu datangnya pesanan mi begitu lama? Semua warung mi godog jogya memang terkenal begitu lama dalam menyajikan makanannya. Kita pesan, tidak bisa dijanjikan hadir secara instant seperti di warung padang, atau 15 menit seperti di warung pizza. Makanya kalau ke warung mi jogja jangan dalam kondisi sangat lapar, bisa2 kena mag gara2 terlambat makan. Warung ini rupanya "cerdas". Ia juga punya appetizer berupa pisang goreng tempo doeloe. Pisang kepok kuning yang digoreng dengan sedikit tepung, dicocol dengan gula halus putih dan brown sugar. Enak dimakan saat panas. Makan 2 biji sudah cukup kenyang dan cukup membuat kita sibuk sehingga bisa melupakan sejenak lamanya menunggu mi pesanan kita.
No comments:
Post a Comment