Friday, 23 March 2012
Antar Jemput Sekolah
Ve, anakku mau 10 tahun saat post ini ditulis. Kelas 4 SD. Sejak dia sekolah pertama kalinya, sampai detik ini aku belum ingin menyerahkan dia ke antar jemput sekolah. Memang akhirnya jadi repot, semua harus berbagi tugas meluangkan waktu sejenak mengantar dan jemput ve, biar sekolahnya lancar.
Saat Playgroup dan TK, Ve sekolah di Al. Lokasinya dekat dengan kantor papa, jadi yang jemput banyak papanya, sementara yang antar aku. Kalau di sekolah ada acara ibu2, arisan atau pertemuan wali murid, selalu ibunya yang menjadi tokoh aktif. si Papa lebih pilih sendiri di rumah.
Saat SD, Ve sekolah di SDM dekat rumah. Nggak terlalu dekat sih, tapi bisa ditempuh dengan becak Rp 5000-10.000 untuk sampai ke rumah. Tapi setidaknya, jaraknya lebih dekat dibanding ketika dia sekolah di TK. Pagi2, papanya yang selalu mengantar pakai sepeda motor, yang lebih lincah, bisa menerobos di sela2 kemacetan pagi. Dan seperti biasa, Ve selalu berangkat sekolah mepet, kurang 10-5 menit dari bel sekolah.
Kelas 1, pulangnya jam 9 pagi. Tanggung banget ya? Giliranku yang menjemputnya. Kelas 2 masuk siang, jam 10-14. Itu juga jam2 yang nanggung. Saat itu banyak aku yang mengantar dan menjemputnya. Kelas 3-4, jam 7-14. Nah, ini baru jam sekolah yang sesungguhnya. Kembali seperti di awal, diantar papa, dijemput mama atau driver, jika aku ada kelas jam 1-3.
Antar jemput sekolah dengan mobil memang praktis, tapi aku lebih mempertimbangkan dampaknya. Ve jadi harus siap2 lebih pagi ke sekolah karena masih harus jemput teman2 yang lain dan mengantarkannya ke sekolah, serta bisa jadi pulang lebih sore karena mobil juga harus antar pulang ke beberapa rumah teman2 se-mobil. Bayangkan saja sudah capek, apalagi menjalaninya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment