Senin itu rupanya aku tdk sempat ke Bank A memberikan klarifikasi. Too busy with my business in the office. Orang yang salah sambung itu sempat menelepon 1 x di siang hari, saat aku di kantor. Masih menggunakan nomor yang sama 021-2xxx (Jakarta)
"Hallo..", kataku
"Bisa bicara dengan pak B?"
"Maaf pak, saya nggak kenal dengan pak B"
" Pak B.. BW (menyebut nama lengkapnya)"
"Nggak kenal pak.."
Lalu dia menutup telponnya.
Sore harinya aku mendapatkan SMS lagi dengan nada yang sama seperti dulu, tapi jumlahnya lebih sedikit. Ahh, semoga mereka sudah mulai mendapat pencerahan, menyadari kalau salah nomor bung..
Hari Rabu sore, saat aku berada di mobil, untung sedang tidak menyetir, aku ditelpon lagi oleh 021-2xxx.
"Hallo..", aku mengawali pembicaraan
" Pak B ada?"
"Dari mana pak?"
"Bank A"
Aku langsung mau mengklarifikasi, jadi ngomongku banyak dan langsung kuambil alih
" Sebentar pak. bapak ini mencari pak B? Ini soal KTA kan? Bapak juga SMS saya berkali2 soal angsuran KTA itu kan? Maaf pak, saya nggak kenal sama pak B. Ini nomor saya, bukan atas nama pak B. Btw bapak dapat nomor HP saya dari mana sih?"
Dia tidak menjawab dan langsung menutup teleponnya.
Entah dia malu kalau salah sambung, paham karena salah sambung, menyimpulkan aksi tipuannya kepadaku gagal atau bagaimana.. yang jelas 2 hari ini alhamdulillah HPku sudah lebih tenang. Ya Allah senantiasa lindungilah kami sekeluarga dari mara bahaya... Amin"
** Januari 2014, peristiwa ini terulang lagi. Bahkan Lebih parah. Mula-mula ditelepon, aku memaksa ingin tau,
'Ya, dari siapa ini?'
dia diam tidak menjawab, atau lebih tepatnya menjawab singkat,
'dari dicky, temannya'
'maaf kalau menjawab yang jelas ya..'
'... dari dicki bank A'
'maaf pak salah sambung, saya ndak kenal sama pak B. tolong jangan telp saya lagi. ini salah sambung. ini nomor saya, gak ada hub apapun dg pak B', jawabku
'Ibu siapa? Namanya siapa?'
'Situ nggak usah nanya nama saya.. kan bisa di cek di operator telp HP saya. no ini atas nama siapa'
'kalau nggak sebut nama, berarti ibu ada hub sama pak B dong'
'silakan menuduh2 begitu.. tapi faktanya saya tidak kenal dia'. aku marah dan kututup pembicaraan itu
Beberapa hari kemudian telp lagi-lah bank A dengan nomor lain yang belum aku save. Kali ini yang menelepon perempuan. Ok, kalau ini aku agak sabaran dan saat itu posisiku memang lagi tenang. Aku sedikit memberikan namaku saja, itupun nama panggilan. Mau ku sebut Ani, Abu, Ana, toh dia juga nggak tau kalau aku bohong. Tapi aku sebut nama panggilan asliku. Perempuan itu cukup puas dan akhirnya dia yang menutup telp nya
Tgl 15 Jan 2014, ada SMS dari 08573155282*. Pengirimnya mengaku bernama Dita, isi SMS nya begini:
Selamat siang pak B maaf ganggu, angsuran kk master anda nunggak 7 bulan angsuran. agar prog tidak batal tlg dibayarkan minimum 278 ribu tlg kerjasama dan tanggung jawabnya. sdh kita bantu program angsuran tp tdk ada komitmen dr anda. terima kasih.
Ah, masih nagih hutang juga rupanya. berapa kali aku harus meluruskan bahwa no HP ini adalah milikku, bukan milikmu. Apa aku harus menyanyi lagunya Kahitna dulu? Grrr..#$%@^ ...
No comments:
Post a Comment