Tuesday 26 November 2013

Fluffy disuntik

Perjalanan ke Drh bersama para kucing juga sangat susah. Kardus berukuran besar disiapkan di belakang. Mobil yang kubawa adalah si Jalinteng Av. Lumayan muat buat mereka berdua. Tapi kenyataannya di jalan mereka tidak betah berada di situ. Belum iramanya yang bergoncang-goncang, belok sana belok sini. Mereka tampak tegang. Milo dan Fluffy malah melompat ke sana kemari. Untung ve dan eyang menenangkan mereka dengan mengelus2 kepalanya. Jadilah mereka turut duduk di tengah. Alamat drh juga susah dicari. Kami sempat salah gang, tapi kompleks rumahnya sudah benar. Ternyata rumahnya di pojokan dan gang nya buntu.
** Singkatnya, kedua kucing akhirnya dibawa ke ruang praktek dokter, yang sangat berbeda dengan ruang praktek dokter manusia. Tidak ada kenyamanan sama sekali, panas, tempat tidur juga dari seng, tidak ada bantal dan matras dari spring bed. Para kucing diperiksa dengan stetoskop. Matanya dilihat. Milo ternyata kurang darah. Anemia. Drh melihat dari matanya yang pucat. Aneh, padahal hampir setiap hari aku memberi makan mereka hati ayam yang penuh Fe. Milo tidak diapa-apakah. Drh takut terjadi apa2 karena milo sudah hamil tua. HPL nya tinggal 1-2 hari lagi. Yang mencemaskan adalah fetus nya kecil2. Nanti kalau anaknya sudah lahir, milo diminta dibawa lagi ke dr untuk diimunisasi. Fluffy, kakaknya yang laki2 juga distetoskop. Kalau fluffly kena flu. Drh memberinya injeksi, mungkin berupa vitamin. Proses menyuntiknya sangat lucu. Jarum suntik tinggal ditancapkan saja ke punggung fluffy. Tanpa kapas dan alkohol, untuk membasahi daerah kulit yang akan disuntik seperti pada manusia. Fluffy pun tenang2 saja, tidak banyak bereaksi dan tidak menangis ketikak disuntik. Duduk simon seperti biasa. Namun beberapa menit kemudian dia mulai duduk setengah berdiri. menjilat2 punggungnya, tepat didaerah yang habis disuntik. mungkin rasanya gatal. Drh memberi 10 biji tetracyclin kapsul untuk diberikan kepada fluffy. sehari 3x. tapi aku nggak tega memberikan obat itu padanya. sampai sekarang aku cuma menyimpannya. Alhamdulillah fluffy sudah sehat sekarang. Tinggal menunggu milo melahirkan.


                             Milo: menjelang HPL



                             Fluffy yang masih pucat

Thursday 21 November 2013

Dua yang tersisa

Tinggal Dua Kucing lagi yang tersisa di rumah, FLuffy and Milo. Mereka baik-baik saja sejauh ini. Tapi wabah virus kucing itu tentu tidak akan merelakan mereka untuk sehat. Benar saja, akhir2 ini Fluffy terlihat mulai lesu. Tidak mau makan. Gejalanya mirip seperti Cosmo. Aku sudah tidak tahan lagi. Mesti mengambil tindakan. Yang paling kasihan adalah Milo. Dia sudah hamil tua. Perutnya buncit banget dan kepalanya makin terlihat kecil. Sepertinya dia gemuk karena perutnya, tapi sebenarnya kucing itu sangat kurus karena tidak doyan makan. Karena makin kasihan melihat mereka, akhirnya kutekadkan untuk membawa mereka ke vet. Alhamdulillah, Yangti punya kenalan drh. Kami janjian untuk ke rumah nya pada hari minggu sore.
Itu pun proses yang tidak mudah. Sore itu hari agak mendung, hujan sudah mulai menetes gerimis. Mulanya aku mengira papa mau mengantarkan kami ke drh. Susah juga membawa dua kucing pergi dengan mobil hanya bersama ve. Aku pegang supir, ve harus mengendalikan 2 kucing di mobil. Sepertinya impossible. Papa ternyata punya syarat sendiri. Kucing2 itu sebaiknya ditaruh di dalam kardus, diisolasi, diberi lubang pernapasan. Lalu kardusnya ditaruh di box belakang pick up, dan kita ke dokter naik pick up. Papa nggak mau satu ruangan dengan kucing di mobil tertutup ber AC. Yahh, papa kenapa syaratnya berat betul? Aku nggak bisa menyanggupi syaratmu, pa. Maaf, aku pilih pergi sendiri sama ve, daripada harus mengikuti syaratmu. Karena aku yakin kucing2 itu justru malah hilang di jalan karena mereka bisa lepas dari kardus dan melompat ke jalan dengan mudahnya. apalagi hari sedang hujan gerimis, yang sewaktu2 bisa berubah menjadi deras. Aku sudah desperate.. tdk bisa lagi mengharapkan papa. Alhamdulillah yangti kok mau mengantarkan kami. Aku jadi lega. Dan akhirnya kami mempersiapkan perjalanan bersama 2 kucing menuju rumah drh ...

Cosmo pun menyusul

Masih di bulan yang sama.. Rainy November 2013. Satu ekor kucing sudah tidak tampak lagi. Kitkat sudah dinyatakan hilang. Mungkin sudah RIP. Aku sudah ikhlas. Ve mulanya menangis, tapi akhirnya diam dan mencoba menerima kenyataan juga, karena toh kita sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Beberapa hari berikutnya, aku melihat cosmo, the lion eyes, mulai letoi. Terlihat lemah lunglai, dan lelah. Tatapan mata macannya tidak garang lagi. Ini tanda-tanda cosmo mulai sakit. Ketularan Kitkat mestinya. Dia hanya terduduk seharian. Bulunya juga tidak segar dan halus lagi. Mukanya pucat, tidak bersemangat, tidak mau bermain2 dengan kawan2nya. Makan pun malas. Diberi susu, hati, pindang sampai whiskas pun ndak ditoleh. Dia cuma duduk, dan kalau kedinginan dia mencari tempat yang agak tersembunyi. 2 hari Cosmo terlihat seperti itu dan aku tidak sempat menanganinya. Hari ke-3 Cosmo pun lenyap, tidak kelihatan lagi batang ekornya. Aku sudah memperkirakan kejadian ini. Seperti kitkat, gejalanya sama, maka beberapa hari kemudian akan mati. 
Dugaan itu ternyata benar. Hari minggu, tgl 17 November 2013. Seluruh penghuni rumah gempar. Yu menemukan Cosmo yang sudah tidak bernyawa lagi di tempat yang sangat tersembunyi, di antara tumpukan tempat tidur yang sudah tidak dipakai. Baunya sangat menyengat. Sayangnya Yu tidak memakamkan Cosmo, melainkan hanya mengemasnya ke dalam kantung plastik dan membuangnya. Poor Cosmo .. mengapa nasibmu begitu tragis.. Semoga kamu masuk surga.. 

Saturday 16 November 2013

Good Bye Kit Kat

Bulan november ini adalah bulan yang berat buat kucing2.Cuaca mulai tidak menentu. Kadang hujan, dingin, tapi itu hanya sesaat. Menit2 selanjutnya cuaca menjadi panas. Orang saja merasa terganggu dengan perubahan cuaca ini. Mungkin kucing juga demikian. Yang tampak aneh pertama adalah Kitkat. Kucingku yang paling malang ini memang bermata satu. Dia terlahir cacat, aktivitasnya tidak banyak dan perilakunya tidak dominan. Tapi dia sangat pemilih terhadap makanan. Mungkin itulah yang menyebabkan dia pertama kali terserang wabah. Pagi itu setelah aku selesai membantu ve mempersiapkan berangkat sekolah, aku tak sengaja melihat kitkat dalam posisi yang sangat menderita di depan tangga. Dia duduk bersimpuh. Kepalanya tertunduk. Matanya terpejam. Rasanya berat banget mau melek. Bulunya beda banget dengan kawan2nya. Terlihat seperti kedinginan. Bulunya menebal dan berdiri2. Yang membuatku mudah berkesimpulan bahwa dia sakit adalah mulutnya yang basah. Penuh air liur dan sedikit berbusa. Apakah dia keracunan, kena flu kucing atau sakit apa, itu yang aku tidak tahu. Mulanya aku menyalahkan kitkat karena dia memang hobi keluyuran beberapa minggu ini. Pernah sampai 2 hari dulu dia pergi tanpa kembali. Kukira dia sudah ucul, terpana oleh ketampanan kupi kumis (pacarnya) dan akhirnya minggat, tapi ternyata kitkat kembali. Saat itu aku sudah tidak berharap banyak kepada kitkat untuk sehat kembali. Sepertinya dia sudah tidak tertolong lagi jika kucing sudah kelihatan pada stadium itu. Jika dia memang harus mati, semoga itu yang terbaik buat dia. Jika memang mati di rumah, maka aku akan memakamkannya. Tapi sampai detik ini, kitkat tak pernah kelihatan lagi. Aku menduga dia sudah mati. Tapi rupanya dia memilih mati di tempat yang sunyi, yang tidak bisa ditemukan oleh banyak orang. Ve menyelidiki hal itu dari artikel kucing di internet.Semuanya terjadi begitu cepat, tanggal 11 Novermber 2013 jadi tanggal yang bersejarah buat kitkat, Good Bye..Kit Kat, umurmu sangat pendek, hanya 6 bulan hidup di dunia. Padahal kamu sudah punya pacar. Kupi kumis sudah bercanda dengan mu, tapi kamu hanya bisa menikmatinya sebentar. Bagaimanapun juga, terima kasih ya Allah sudah menciptakan Kitkat. Dia memberikan kebahagiaan buat kami walaupun sebentar..

Sunday 10 November 2013

Milo menjadi Mama


Borris, Si Kucing tua itu ternyata tidak sekedar melakukan teror, tapi juga bercanda dengan Milo. Dan ternyata, waktu pun membuktikan bahwa Borris tidak main-main. Singkat cerita, Hasilnya, Milo pun hamil. PadahalUmur kucing-kucing keturunan Leon baru 6 bulan, berjalan ke 7 bulan tapi ternyata Milo sudah bisa hamil besar. Artinya dalam ilmu kucing, kucing yang berumur 6 bulan sudah menjadi kucing dewasa dan rupanya kucing berumur 6 bulan juga sudah bisa hamil. Apalagi milo tergolong kucing yang sangat cantik. Biarpun dia tidak pernah keluar rumah, tapi rupanya Borris mampu mencium aroma kecantikannya.

Kasihan Milo, hari demi hari, makin lama perutnya makin buncit, bahkan kepala Milo yang bulat itu jadi terlihat sangat kecil. Lebih kecil daripada perutnya. Aku jadi kasihan melihat Milo yang makin lama semakin menderita membawa perutnya sendiri. Kelihatan sekali bahwa ia sangat tidak enjoy dengan kondisinya. Sedikit-sedikit duduk. Berjalan beberapa langkah, terus duduk kembali. Duduk pun juga tidak nyaman. Kalau pagi kegiatannya tidur terus sampai jam 11 siang. Persis seperti manusia, seperti kegiatan yang dilakukan oleh Bumil.

Beberapa hari terakhir, tutun mulai sibuk meminta kami untuk mempersiapkan wadah buat milo nanti kalau melahirkan. 'Carilah kardus yang diisi kain, lalu diletakkan di tempat tertentu di rumah, biar milo melahirkan di situ.' Tapi Yu malah memberitahu bahwa kucing tidak mau diperlakukan seperti itu.Maunya mereka yang alami, mencari tempat sendiri. Yu betul juga sih, dulu Leon pernah aku buatkan rumah2an dari kardus. Malah ukuran kardusnya sangat besar dan di dalamnya aku beri banyak kain. Tapi Mama Leon tetap tidak mau tinggal di situ. Anak2 kucing malah dibawa ke tempat lain, pada saat itu dibawa ke atas pot bunga.

Mungkin waktu kelahiran anak2 Milo tinggal dalam hitungan hari. Aku berharap anaknya tidak banyak. Mungkin dua anak saja cukup, seperti moto KB. Aku tidak mau memelihara terlalu banyak kucing. Lihat saja, toilet kucing ku sudah penuh. Aku harus lebih sering mengganti pasirnya. Semakin banyak kucing dewasa yang tinggal di sini, toiletku jadi semakin cepat penuh. Mama milo jangan melahirkan anak banyak2 yah!



http://www.catster.com/lifestyle/7-reasons-to-foster-a-pregnant-cat