Berserah PM

DAY 1, INDONESIA TERCINTA..
يوم واحد

Masih ingat, saat itu hari selasa, 25 November 2008. Sekolah tidak libur, jadi Vita tetap masuk sekolah hari ini sejak jam 7 pagi sampai jam 11 pagi. Padahal, kami berdua dijadwalkan berangkat masuk asrama pukul 12 siang. Karena kami ikut KBIH, dari pihak KBIH sendiri menjadwalkan untuk kumpul terlebih dulu sebelum masuk asrama di sebuah masjid kecil dekat asrama sekitar pukul 10. Aku tidak menyangka Ve yang masih 6 tahun itu sudah bisa mengambil keputusan sendiri pulang lebih awal pukul 10. Ia minta izin sendiri pada gurunya karena mau mengantar papa mamanya berangkat haji. Astaghfirullah..padahal aku menjemputnya pukul 11. Hari pertama, aku sudah membuat dia agak kecewa. But, everythings are fine. Kami melaju ke masjid kecil tempat kumpul KBIH untuk mendengarkan penjelasan singkat dan sholat dhuhur bersama. Lepas sholat dhuhur, rombongan KBIH beriringan menuju asrama. Saat itu hatiku sudah sangat berdebar debar..

Pamitan kami berdua dengan Ve dan mama papa berlangsung begitu cepat di dalam asrama haji. Karena banyak mobil masih harus ngantri di belakang dan tiap mobil diberikan jatah waktu. memang ada senyum saat itu, tapi sebenarnya ada kesedihan karena harus berpisah dengan mereka. Bahkan ekstrimnya, ada orang yang pernah memberitahuku, kamu harus siap berpisah untuk selamanya dengan keluargamu.. "glek".. serasa berat menelan ludahku mendengar komentar tersebut. But aku coba tawakal kepada Nya.. entah itu bertemu kembali di dunia atau di akhirat kelak.. doakan saja kepergian kami mabrur

Kami dikumpulkan dalam sebuah hall besar. Di situ para calon haji kloter 69 duduk menanti briefing awal dari pihak departemen agama yang berkedudukan di asrama haji. Lama kami harus menanti di kursi dan kami tidak tahu akan diapakan saat itu. Yang jelas kami cuma diminta rileks. Barang siapa yang merasa tidak nyaman karena 'kebelet'.. kamar kecil sudah disediakan di samping hall. Saking bosannya menunggu, tergerak juga hatiku untuk turut 'melihat' seperti apa sih kamar kecil yang disediakan, walaupun perasaan kebelet itu belum terlalu memuncak. Ternyata banyak juga calhaj yang memanfaatkan kamar kecil. Di dekat kamar kecil  ada semacam koperasi, atau toko kelontong ya tepatnya? Karena di situ dijual berbagai macam barang perlengkapan ibadah haji dan umrah. Dari ujung kaki sampai kepala, laki perempuan semuanya ada. Contoh, untuk kaki saja mereka jual kaos kaki untuk para perempuan. Warnanya lengkap, ada putih, hitam dan coklat. Standardlah. Malahan aku baru tahu kalau ada kaos kaki sakti, yang bisa dibuka sebagian pada posisi bawahnya sehingga ketika orang mau wudhu tidak usah susah-susah buka kaos kaki seluruhnya. Waduh, kuper juga ya aku.

Aku kembali ke tempat dudukku setelah bosan melihat2 suasana di sekitar hall asrama haji. Saat itulah tim asrama haji mulai satu demi satu memanggil kami. Ada apa gerangan? Oh, rupanya kami mendapatkan kunci kamar, yang artinya kita sudah kebagian kamar di asrama. Alhamdulillah.. Namaku dan nama suami ku lama tidak terdengar diucapkan oleh petugas. Apa kami kelewatan ya? Atau jangan-jangan tidak terdaftar? Apalagi kawan2 kami yang 1 KBIH sudah mulai pada habis dipanggil dan satu demi satu meninggalkan hall. Karena bagi mereka yang sudah dipanggil harap segera menuju ke kamarnya masing2. Wah, jadi kuatir juga nih. Tapi alhamdulillah, ternyata namaku mulai disebut. Di belakangku ada suamiku, Mc menyusul. kami mendapatkan nomor kamar yang tidak terlalu jauh selisihnya. Aku kira kita boleh satu kamar? ternyata ini dibagi2 berdasarkan jenis kelamin. Putri ya satu kamar sama calhaj putri semua. Para suami atau laki2 di kamar yang lain yang tidak terlalu jauh. Sampai detik ini, aku masih penasaran dengan teman2 satu regu ku. Siapa saja ya mereka? Karena kami hanya tahu namanya, belum ketemu sama sekali dengan orang2nya saat manasik.

Tok Tok Tok .. aku mengetuk pintu kamar. Assalamualaikum. Tak ada jawaban. Aku buka saja pintunya, wah ternyata belum ada orang. Kamarku di lantai 2. Naik tangga belok ke kanan. Rupanya aku orang pertama yang sampai ke kamar asrama. Alhamdulillah suasana kamarnya cukup lumayan. Bentuknya panjang seperti lorong. Di kanan kiri ada tempat tidur bertingkat. Ada 5 tempat tidur, yang artinya satu kamar dihuni oleh 10 orang calhaj. Aku mulai melihat-lihat keadaan kamar lebih detail. Kamar mandinya lumayan bersih kok dan klosetnya jongkok. Di mana posisi AC nya? Syukurlah ternyata tepat ditengah kamar. Wah, ini kesempatanku untuk memilih tempat di mana aku tidur dengan bebas. Karena aku yang datang pertama kan? Akhirnya aku memilih tempat tidur yang paling dekat kamar mandi, tapi tidak berhadapan langsung karena ada penutup berupa dinding di dalam kamar yang sekaligus sebagai pelindung dari hembusan langsung AC kamar. Ah, ini pasti pilihan yang tepat untukku. Dan tentu saja aku memilih tempat tidur yang di bawah, bukan yang di atas. Aku mulai merebahkan diri sambil menunggu kedatangan teman2 calon roomate ku..

Selang beberapa menit kemudian, satu demi satu orang masuk ke kamar. Assalamualaikum... walaikum salam, jawabku. Ternyata ada 4 orang yang satu kamar dengan ku, tapi aku lihat atribut seragam KBIH nya beda denganku. OOps, ternyata mereka dari KBIH lain. Maklumlah, kloterku terdiri dari beberapa KBIH yang berdomisili di Sby dan Sda. Ada satu orang ibu yang sudah berumur. Beliau banyak bercerita tentang keluarganya, bagaimana cucu dan anaknya mempersiapkan keberangkatannya. Beliau juga bercerita kalau membawa rice cooker besar. Itu adalah pesanan anaknya, supaya nanti di tanah suci gampang masak nasinya.
Ada seorang mbak yang mungkin berumur sekitar 40an. Orangnya ramah, bahkan aku merasa cocok dan nyambung kalau ngobrol bersamanya. Dua orang itu yang aku ingat sampai sekarang. Tapi, aku masih belum tahu, siapa sebenarnya teman2ku di tanah suci nanti, terutama anggota reguku. Padahal suamiku adalah ketua regunya.


Ah, aku benar2 tidak bisa tidur siang. Aku tidak bisa santai dengan runtutan kegiatan yang luar biasa ini. Bahkan .. aku masih penasaran.. bagaimana ya orang-orang bisa melakukan ibadah sepanjang harinya tanpa putus dan benar2 memasang niat pada hatinya bahwa hidup ini hanya untuk ibadah, ibadah dan ibadah saja untuk Allah. Tidak ada pikiran untuk bekerja, keluarga, senang-senang, dll. Tiba-tiba terdengar Suara adzan ashar di masjid asrama haji menggema. Nah, ini juga kebiasaan baru buatku. Biasanya di sebagian besar hari-hariku, walaupun adzan ashar menggema, aku tidak bisa langsung mempersiapkan diri untuk menghadapmu ya Allah. Biasanya aku masih di kantor, dan baru melaksanakan sholat beberapa menit kemudian. Bahkan tidak jarang menjelang akhir waktu. Astaghfirullah.. dan itu tidak terjadi sekali, tapi berulang kali.

Kami se kamar mengambil air wudhu bergantian di kamar mandi. Kemudian mempersiapkan diri untuk sholat. di mana sebaiknya kami sholat? Aku ingat, di sebelah kamar ada ruangan kosong yang memang dipersiapkan untuk sholat. Itu adalah mushola kecil. beberapa orang sudah menggelar sajadahnya di sana. terlihat seorang ibu sholat sendiri. Beberapa bapak dan ibu ada juga yang berjamaah di sebelah kanan. Aku sholat di mana? Aku mencari tempat kosong. Ah, di sebelah ibu yang sholat sendirian itu saja. Lalu aku mulai sholatku. Selesai sholat, aku berusaha mencari Mc.Tidak kelihatan sama sekali. Aku coba ketuk pintu kamarnya. Kata bapak yang sekamar dengannya, suamiku sedang sholat di masjid. Hah? di masjid? di masjid asrama yang di depan itu? Ih, kalau jalan cukup jauh lho. Panas pula.. Kok mau-maunya, wong di sini aja ada mushola yang disiapkan pihak asrama untuk sholat. Ya sudah, akhirnya aku kembali ke kamarku rebahan lagi.

Pukul 17.30an, adzan maghrib menggema. Sepertinya sejak ini akan menjadi ritual rutin. Begitu adzan terdengar, semua berduyun-duyun menggambil air wudhu lalu siap-siap sholat. Tapi kali ini berbeda, petugas asrama mengumumkan dengan halo-halo (hahaha.. speaker ya?), sebaiknya sholat di masjid depan. Mereka yang akan sholat di mushola seolah2 diusir, dihimbau untuk ke masjid. Demikian pula aku, saat itu aku berniat sholat berjamaah dengan Mc. Tapi karena kena 'garukan' tadi.. hahaha, akhirnya kami sedikit terpaksa harus jalan ke masjid. Subhanallah, ternyata suasananya lain. Langkah kami terasa ringan. Apalagi bukan kami saja yang berjalan ke sana. Banyak orang! Apa ini bukan suatu nikmat dan rasa capek yang aku bayangkan sama sekali tidak terjadi. Astaghfirullah, kenapa nggak dari tadi aku sholat ke masjid. Mohon Ampuni aku ya Allah..

Suasana sholat di masjid begitu berbeda saat itu. Aku hanya membawa mekena alias rukuhku yang parasit coklat tipis. maklum, bawaan harus dihemat. koper sudah masuk bagasi, yang ada ditentengan tangan hanya tas kecil haji. padahal aku harus membawa 3 pcs baju, termasuk 1 baju ihrom. Nggak tau kenapa, kloter kami sepertinya paling lama berada di asrama haji. Datang jam 12 siang, dijadwalkan berangkat ke bandara besok sorenya menjelang maghrib. 24 jam lebih. Padahal teman2 ada yang cerita, tidur di asrama pun nggak sempat sudah dipanggil lagi untuk bersiap ke bandara. Saat itu belum banyak orang yang datang ke masjid. Aku bisa memilih posisi di mana aku sholat. Kulihat beberapa orang ada yang memakai rukuh tebal yang cantik. Ada juga yang tidak pakai rukuh. Hanya menutup tangannya dengan kaos tangan ihrom yang terbuka telapak tangannya dan memakai kaus kaki. Wah, itupun sebenarnya sudah cukup ya? Kenapa tidak kupraktekkan sejak di asrama. Mengapa aku mesti berpikir bahwa itu baru bisa dijalankan di tanah suci? Astaghfirullah, ya Allah sudahlah. Aku tidak mempermasalahkan lagi bagaimana aku menutup auratku di saat sholat. Yang utama adalah, bagaimana aku mesti bersujud kepadaMu ya Allah.. agar Engkau berkenan menerimaku.

PERPISAHAN YANG BERAT

tiap kali berpisah dengan ve, hati ini selalu saja merasa terharu. Padahal hampir setiap waktu ve dan keluarga selalu menengok kami di asrama haji lewat kantin. Entah masih diberi umur lagi oleh Allah untuk bertemu dengan ve selepas pulang dari tanah suci, itu masih jadi tanda tanya besar. Makanya, setiap kali ada kesempatan berkasih sayang dengan ve, rasanya waktu itu nggak ingin terlewatkan begitu saja. Saking kepengennya memeluk, ve sampai "mbrobos" kantin. tubuhnya kan masih kecil, sehingga masih cukup untuk menyeberang garis pembatas antara pengunjung dan calon haji yang dikarantina di pondokan haji. Mengapa aku masih punya perasaan seperti itu, seolah2 perpisahan dengan keluarga lebih berat daripada perjumpaan dengan masjid Rasulullah dan Baitullah Mu? Bimbing aku ya Allah, supaya aku bisa bersikap yang lebih baik.

Rombongan kloter kami meninggalkan asrama haji saat maghrib. Bahkan kami tidak diberikan kesempatan sholat maghrib di masjid asrama, khawatirnya waktu nggak keburu untuk persiapan ke bandara. Tapi ternyata saat adzan maghrib terdengar, rombongan kami masih berada di bis untuk antri keluar asrama. belum ada tanda2 sopir busnya datang pula. Akhirnya beberapa calon haji cowok memutuskan untuk turun dari bus dan sholat di masjid yang lokasinya di depan bis. Sungguh ini adalah manajemen waktu yang kurang efektif dari panitia pemberangkatan.

JEDDAH.. the first stop..

Pesawat GA yang membawa kami ke KSA mendarat dengan mulus di KAA Jeddah. Dari situ kami mengambil miqot, karena kloter kami masuk gelombang 2, yang langsung menuju makkah. Berhubung ini musim hajj, pemerintah KSA sudah mempersiapkan tempat istirahat yang demikian istimewa untuk para jamaah yang barusan datang dan segera melanjutkan perjalanan. Kami datang saat menjelang subuh. Begitu selesai dengan masalah  prosedur custom, kami dipersilahkan menempati semacam pendopo, lengkap dengan gelaran karpet dan beberapa kursi. Di situ kami merebahkan diri, paling tidak menyelonjorkan kaki yang sudah sekian jam ditekuk di pesawat. Makan beberapa cemilan untuk mengganjal perut. Beberapa teman membeli minuman hangat. Aku tidak tahu minuman apa itu, yang aku dengar dari pembicaraan beberapa orang itu adalah teh susu. Ahh,mungkin penasaran ku ini harus ku tunda dulu karena aku belum siap dengan recehan riyal untuk membelinya, lagian waktu kita juga terbatas


Suasana di daerah kamar mandi an-nisa (perempuan) sangat ramai. berbagai manusia dengan beragam warna berbaur menjadi satu. warna yang aku maksud adalah warna kulit, tapi semuanya tercampur dalam satu warna,putih! Karena, semua yang di kamar mandi itu memang sedang bersiap2 untuk bermiqot. ada yang mandi besar, ada yang cuman wudhu. Alhamdulillah, dari asrama haji sebenarnya aku sudah siap dengan busana umrohku yang berwarna putih dan bersih, sehingga tidak terlalu kesulitan ketika harus berganti pakaian. Yang kulakukan disitu hanya  membasuh  muka, menyegarkan diri dengan beberapa guyuran air. Aku tidak boleh terlalu lama di kamar mandi, masih banyak di luar yang mengantri dan biasanya mereka sering tidak sabar dengan mengetuk2 pintu. padahal baru 3 menit! Di dalam kamar mandi rasanya sebentar banget sedangkan di luar serasa 3 jam menanti! Memang ini kuasa Allah yang memberikan perasaan yang berbeda2 kepada setiap orang, padahal untuk urusan yang sama

MAKKAH.. sambutlah kami..

karena kami termasuk kloter gelombang dua, maka bis kami dari bandar udara KAA Jeddah langsung menuju ke makkah. Perjalanan pagi itu sangat berat buatku yang akhirnya membuatku terlelap dalam ucapan labaika allahuma labaik... Tapi anehnya sepertinya Allah membangunkanku kembali di saat bus melewati gerbang kota makkah yang sangat mulia, yaitu Al Qur'an. Tidak jauh dari gerbang, bus berhenti di suatu tempat yang sangat ramai. Mungkin ini semacam tempat registrasi calon haji yang dikelola maktab. Yang aku ingat betul di sana adalah, alhamdulillah, menjadii calon haji selalu mendapatkan limpahan rizqi yang tak terhingga dari Allah. Diawali dengan zam zam gratis dalam botol air mineral 1.5 liter dan beberapa biskuit serta apel sebagai makanan penyambut menjelang memasuki kota Makkah. Subhanallah..

Sampai di pondokan, sekitar pukul 10 pagi. Suatu waktu yang sangat pas untuk boyongan koper dan pembagian kamar. Tidak terlalu gelap, tapi belum terlalu panas. Aku mendapatkan kamar yang cukup besar, cukup untuk satu regu. Ada Aku dan papa, mbak Wik, Pak San dan bunda, Pak Las, mbak Frid dan Pak Sen. Bunda punya ide, kamar dibagi 2, yang wanita tidur berjajar berempat lalu diberi tirai. sedang yang bapak2 di luar tirai. Alhamdulillah. Artinya aku masih bisa sekamar dengan papa. Lebih mudah dibandingkan kawan-kawan regu lain yang harus terpisah antara suami dan istrinya.

MASJIDIL HARAM.. first time, first night

 Tepat pukul 10 malam seluruh jamaah KBIH kami berkumpul di depan pondokan. Oleh ketua rombongan, kami diminta berbaris rapi karena kita akan pertama kali berjalan menuju baitullah, masjidil haram dengan berjalan kaki agar bisa merasakan dan mengukur jauh dekatnya dari pondokan. berikutnya kalau ke masjidil haram nanti silakan mau naik apa saja terserah, menyesuaikan kemampuan. Tak lupa atribut KBIH pun dipakai, bukan sebagai alat untuk menyombongkan diri bahwa ini lho jamaah KBIH A, B atau C, tapi lebih sebagai penanda regu, agar nanti di Haram kita bisa tetap bersama, tidak terpisah pisah, insya Allah. Dengan mengucap Bismillah, rombongan kami pun mulai bergerak dan gema talbiyah pun mulai terucap. Rupanya jarak pondokan dengan Haram alhamdulillah tidak terlalu jauh. Konon katanya pondokan kami termasuk zona 1, jadi dalam range 1-5 km yang bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Pada saat dinding Masjidil Haram terlihat, hati ku mulai berdebar-debar. Tampak dindingnya yang sangat indah dengan ornamen2 timur tengahnya yang kental, disinari lampu yang begitu terangnya di tengah hitamnya langit malam. Suasana tampak megah. Aku bertubi2 mengucap syukur yang sebesar-besarnya.. alhamdulillah Kau kabulkan keinginanku untuk mengunjungi baitullah. Dan saat aku menulis ini, aku benar2 merindukan suasana itu. Semakin mendekati Haram, barisan mulai menurunkan kecepatan jalannya dan karom menginstruksikan kami untuk berhenti sejenak setelah tiba di pintu masjidil Haram. Aku tidak ingat pintu apa namanya, mungkin pintu al Fath (?),yang jelas itu adalah pintu yang paling rendah karena kami harus menuruni tangga terlebih dulu dan dekat dengan tempat sai. Kami berhenti dulu di situ untuk mendengar penjelasan lebih lanjut dari Kepala rombongan (karom) tentang apa yang akan dilakukan di masjidil haram malam itu. Selain itu juga memberikan waktu pada jamaah yang batal atau belum wudhu.

Setelah semua jamaah berkumpul kembali, karom kembali memimpin dan mengajak rombongan untuk mulai masuk ke masjidil haram (MH) dan tak lupa mengajak kami untuk mengucapkan doa masuk masjid, Allahumaftahli abwaba rohmatik. Bismillah, aku dan papa pun melangkahkan kaki masuk ke MH. Tampak hitamnya kain kabah sudah ngawe2.. terlihat sekilas dari luar. Tapi langkah kami tertahan sejenak di pintu MH karena kami harus mengalami pemeriksaan dulu oleh asykar2, penjaga pintu MH. Mereka merazia barang-barang yang tidak boleh dibawa masuk ke MH seperti gadgets; kamera, video, tabs, cell phone yang berkamera, apalagi laptop. Waktu itu pembimbing sudah mengingatkan kami untuk tidak membawa barang2 tersebut terlebih dulu, karena ini masih orientasi pertama dan kita akan melakukan thawaf yang pertama kali, karena kita sedang menjalankan rukun umrah, dan haji yang kita lakukan insya Allah adalah haji Tamattu. Semoga kita tidak diributkan dengan urusan2 kecil semacam kamera yang tidak boleh dibawa masuk MH dan ibadah kita tetap lancar. Alhamdulillah rombongan kami lancar bisa masuk ke MH, tidak ada anggota yang tertahan karena masalah kamera/ handphone. Aku dan papa pun meninggalkan handphone di pondokan. Toh juga kami belum punya nomor lokal. Nggak takut hilang? Biar Allah yang menjaga barang2 kita di sana, aku sudah pasrah, niat seperti itu.

Alhamdulillah, setelah kami semua diperiksa asykar2 MH, akhirnya kami diperbolehkan masuk. Karom mengarahkan rombongan mendekati hajar aswad, karena kami akan memulai thawaf dari sana. Selama melangkah mengikuti karom, pandanganku terarah di pusat MH, yaitu baitullah.. kabahMu.. Hati ku bergetar hebat saat menatapnya. Bahkan saat aku menulis ini juga merasakannya. Thawaf adalah mengelilingi kabah sebanyak 7 putaran dimulai dari  hajar aswad dan berakhir di hajar aswad pula dengan posisi kabah berada disebelah kiri kita. Artinya, kita akan berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Thawaf yang akan kami lakukan adalah thawaf ifadhah, yaitu sebagai rukun umrah, karena kami melakukan haji tamattu.
Saat manasik, ada yang menjual untaian tasbih mini berisi 7 monte, disambung dengan lingkaran sebesar gantungan kunci. Kata yang jual, itu sangat membantu kita dalam menghitung setiap putaran thawaf dan harganya cuma Rp 2000 per biji. Aku beli 2, warna pink dan coklat. satu buat aku, satu buat papa. dan ternyata terbukti, alhamdulillah ketika thawaf aku mempraktekkan menggunakan tasbih tersebut dan memang lebih mudah menghitung putarannya. Subhanallah.. Thawaf harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats dan najis. Jadi kita harus berwudhu dan tidak boleh haid bagi yang wanita. Namun, sejak manasik, pembimbing sudah mengingatkan bahwa wudhu kita tidak akan batal hanya karena tersentuh oleh laki2 lain. Apalagi saat thawaf kita sudah bisa membayangkan pasti nanti akan berdempetan dengan banyak orang dengan berbagai macam asal, kulit, besar, kecil, dll. Alhamdulillah,waktu haid ku juga sudah aku atur dengan obat. Bismillah, semoga jatuhnya pas selesai menjalankan rukun Haji.

Alhamdulillah, pengalaman pertama thawaf ini benar2 lancar. Selanjutnya rombongan kami berkumpul di sisi maqam ibrahim untuk mendirikan sholat sunnah 2 rakaaat. Rakaat 1 membaca qulhu, dan rakaat 2 membaca qul ya ayuhal kafirun. Saat itu tempat sholat tidak terlalu sesak sehingga kami bisa agak lama sholat dan membaca doanya. Yang baru aku tahu, di lantai kabah ada petugas pembersihan lantai. Dengan membawa peralatan pel dan sabun pel, beserta beberapa orang memagari dengan tali untuk membuat semacam police line berwarna kuning. Beberapa orang laki2 tersebut akan bergerak membersihkan lantai secara rutin dan orang2 sebaiknya menghindar atau bakalan tersiram sabun pel mereka. Karena itu kalau pas melihat mereka dekat dengan posisi kita, sebaiknya kita menjauh dan mencari posisi tempat beribadah yang nyaman.

Setelah sholat sunnah thawaf, oleh karom kita diarahkan ke galon2 zamzam. Ternyata setelahnya, kita disunnahkan menyegarkan diri dengan minum air zamzam. ada beberapa macam galon zamzam. Ada yang Berwarna putih tulang, diletakkan di pinggir2 jalur berjalan. Zamzam ada yang dingin, ada yang biasa. Aku benar2 takut untuk meminum zamzam yang dingin. Banyak cerita di buku2 pengalaman haji yang aku baca, sebagian besar penulis menyarankan untuk menghindari minum air zamzam dingin, karena biasanya menyebabkan batuk. Bahkan memang sudah jadi guyonan terkenal, katanya orang berhaji pasti akan batuk. Yang tidak batuk itu cuma onta. Ada-ada saja orang membuat peribahasa.



    






.